Materi konstanta gaya pegas sebenarnya telah banyak disinggung dibangku sekolah kita, namun yang kita pelajari itu bisa dikatakan hanya pengenalan atau dasarnya saja. Tapi jika kalian melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi bagian IPTEK (ipa) khususnya dibidang engineering maka kita akan dihadapkan pada materi yang lebih dalam mengenai konstanta gaya pegas.
Bahkan tidak sedikit jurusan yang menyediakan fasilitas laboratorium yang mengkaji atau mengamati kejadian-kejadian yang berhubungan dengan konstanta gaya pegas melalui praktek uji coba secara langsung.
Nah sobat, sebelum kita melakukan uji coba ada baiknya kita mengetahui beberapa materi mengenai konstanta gaya pegas agar percobaan dapat berjalan baik serta kita dapat mengetahui point yang harus kita amati. Kebetulan saya memiliki teman asisten pada lab fisika dasar kita sebut saja namanya si ali husain (Billy) yang menjaskan materi mengenai konstabta gaya pegas.
Berikut saya akan berikan contoh tugas pendahuluan atau makalah konstanta gaya pegas, tapi ada baiknya kalian membukanya melalui pc kalian agar format penulisannya lebih jelas.
Berikut saya akan berikan contoh tugas pendahuluan atau makalah konstanta gaya pegas, tapi ada baiknya kalian membukanya melalui pc kalian agar format penulisannya lebih jelas.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam berbagai hal yang kita lakukan
sehari-hari tidak terlepas dari prinsip-prinsip fisika. Salah satu contohnya
adalah pegas yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk kebutuhan
tertentu, contoh dari prinsip
fisika yang diterapkan adalah prinsip Hukum Hooke. Selain itu pegas juga diterapkan dalam banyak kontruksi yang gunanya agar
suatu kontruksi berfungsi dengan baik. Pegas merupakan salah satu contoh benda
elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanik serta berfungsi untuk
menerima beban dinamis dan memiliki sifat keelastisitan. Elastis adalah
kemampuan suatu benda kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan
pada benda tersebut dihilangkan. Pada benda- benda elastis seperti pegas juga
memiliki batas elastisitas, contohnya pegas apabila ditarik melebihi batas
tertentu maka pegas itu tidak akan elastis lagi.
Suatu pegas jika
diberi beban dan simpangan akan menciptakan suatu gerak harmonik, gerak ini
terjadi karena dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari pegas, gaya tersebut
juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu dari besarnya jarak simpangan yang
diberikan pada pegas dan faktor nilai tetapan pegas itu sendiri. Faktor nilai
tetapan pegas itu juga mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas tersebut
sehingga dapat mempengaruhi frekuensi dari pegas tersebut. Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda tergantung gaya
yang diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas tersebut. Dimana pada penentuan konstanta pegas dapat
dilakukan dengan cara statis dan dinamis. Dengan cara ini dapat
dilihat hubungan massa terhadap periode getaran suatu pegas, getaran
ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo dan juga percepatan yang
arahnya selalu menuju ke titik setimbang.
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan
Instruksi Umum ( TIU )
1. Mahasiswa dapat memahami peristiwa gerak harmonik pada pegas
1.2.2
Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
1. Mahasiswa dapat
memahami arti waktu/periode getaran dan
frekuensi getaran
(osilasi).
2. Mahasiswa dapat
mengamati pengaruh simpangan dan massa
terhadap getaran.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya konstanta gaya pegas.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Pengertian Pegas
Pegas
adalah benda elastis dari kawat logam atau lilitan batang yang berbentuk
silinder yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas memiliki sifat keelastisitasan.
Elastisitas adalah sifat dari benda yang cenderung kembali kekeadaan semula
setelah mengalami perubahan bentuk karena mendapat gaya dari luar berupa
tarikan,tekanan, dan dorongan. Jika sebuah pegas
ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan berubah. Semakin besar gaya
tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. Ketika
gaya tarik dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan semula. Dalam kehidupan sehari-hari pegas sudah
umum digunakan, seperti dalam springbed, jam tangan, dan sepeda motor. Jika
beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama, pertambahan panjang setiap pegas
akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh karakteristik setiap pegas.
Karateristik suatu pegas dinyatakan dengan konstanta pegas (k).
2.2 Konstanta Pegas
Konstanta
pegas merupakan karakteristik dari suatu pegas. Besarnya konstanta pegas
dipengaruhi oleh besarnya gaya pemulih. Dan gaya tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor dari besarnya jarak simpangan yang diberikan pada
pegas dan oleh faktor tetapan pegas itu sendiri. Faktor nilai tetapan pegas itu
juga mempengaruhi periode yang dialami oleh pegas tersebut sehingga juga dapat
mempengaruhi frekuensi dari pegas tersebut.
Pada eksperimennya, Hooke menemukan adanya
hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas yang dikenai gaya. Besarnya
gaya sebanding dengan pertambahan panjang pegas. Hukum Hooke menyatakan bahwa jika
pada sebuah pegas bekerja sebuah gaya, maka pegas tersebut akan bertambah
panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya. Secara matematis, hubungan antara besar
gaya yang bekerja dengan pertambahan panjang pegas dapat dituliskan sebagai
berikut:
Dimana:
F = Gaya
yang bekerja (N)
k =
Konstanta gaya pegas (N/m)
x = Perubahan panjang pegas (m)
Persamaan
inilah yang disebut dengan Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan
menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan. Jika gaya tarik tidak melampaui batas
elastis pegas , berarti pertambahan panjang pegas sebanding dengan gaya
tariknya.
Untuk
menentukan nilai dari tetapan pegas tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
cara statis dan cara dinamis. Cara statis merupakan cara yang digunakan untuk
menetukan nilai konstanta pegas dengan menghitung pertambahan panjang pegas
ketika diberi beban (W). Dengan cara statis maka akan dapat dilihat pengaruh
pertambahan massa terhadap perubahan panjang pegas. Sedangkan cara dinamis
adalah cara yang digunakan apabila pegas yang diberi beban tadi dihilangkan
bebannya maka pegas akan mengalami getaran dengan periode tertentu. Dengan cara
ini dapat dilihat hubungan massa terhadap periode getaran suatu pegas. Jika beban yang digantungkan pada pegas
dalam keadaan setimbang, kemudian diberi sedikit usikan dengan menarik massa
kebawah atau menekannya keatas kemudian melepaskannya kembali, maka pegas akan
mengalami getaran. Getaran ini akan menyebabkan adanya periode dan amplitudo
dan juga percepatan yang arahnya selalu menuju ketitik setimbang. Perlu
diketahui bersama, gaya luar yang bekerja terhadap pegas mengikuti kaidah hukum
2 Newton dimana persamaan matematisnya:
jika
persamaan di atas kita sederhanakan maka akan diperoleh:
Dimana :
k = konstanta
pegas (N/m)
m = Massa
(kg)
Setelah itu kita tinggal menentukan
persamaan periodenya dan dihasilkan:
2.3 Susunan Pegas
Konstanta pegas dapat berubah nilainya, apabila
pegas - pegas tersebut disusun menjadi rangkaian. Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan
panjang sesuai gaya yang diberikan padanya jika gaya di berikan pada pegas
tidak melampaui batas renggangan pegas maka gaya berbanding lurus dengan
pertambaha panjangnya. Besar
konstanta total rangkaian pegas bergantung pada jenis rangkaian pegas, yaitu
rangkaian pegas seri atau paralel.
a.
Rangkaian Pegas Seri
Secara
umum, konstanta total pegas yang disusun seri dinyatakan dengan persamaan :
Dimana
:
ks = konstanta pegas
pengganti (N/m)
k1 = konstanta pegas 1 (N/m)
k2 = konstanta pegas 2 (N/m)
Dengan menggunakan hukum hooke dan kedua prinsip susunan
seri, kita dapat menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri kseri
dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1dan k2).
b.
Rangkaian Pegas
Paralel.
Jika rangkaian pegas ditarik dengan gaya
sebesar F, setiap pegas akan mengalami gaya tarik sebesar F1 dan F2,
pertambahan panjang s sebesar Δx1 dan Δx2. Secara umum, konstanta total pegas yang
dirangkai parallel dinyatakan dengan persamaan :
Dimana:
Kn
= konstanta pegas ke- n
k1 = konstanta pegas 1 (N/m)
k2 = konstanta pegas 2 (N/m)
2.4 Besaran dan Rumus dalam Hukum
Hooke dan Elastisitas
a.
Tegangan
Tegangan merupakan keadaan dimana sebuah benda
mengalami pertambahan panjang ketika sebuah benda diberi gaya pada salah satu
ujungnya sedangkan ujung lainnya ditahan. Contohnya, misal seutas kawat dengan
luas penampang x m2, dengan panjang mula-mula x meter ditarik dengan
gaya sebesar N pada salah satu ujungnya sedangkan pada ujung yang lain ditahan
maka kawat akan mengalami pertambahan panjang sebesar x meter. Fenomena
ini mengambarkan suatu tegangan yang mana dalam fisika disimbolkan dengan σ dan secara matematis dapat ditulis seperti
berikut ini.
Dimana:
F
= Besar gaya tekan/tarik (N)
A
= Luas penampang (m2)
= Tegangan (N/m2)
b.
Regangan
Regangan merupakan
perbandingan antara pertambahan panjang kawat dalam x meter dengan
panjang awal kawat dalam x meter. Regangan dapat terjadi dikarenakan gaya
yang diberikan pada benda ataupun kawat tersebut dihilangkan, sehingga kawat
kembali ke bentuk awal. Hubungan ini secara matematis dapat dituliskan seperti
dibawah ini.
Dimana:
e
= Regangan
Dl
= Pertambahan panjang benda(m)
l0
= Panjang mula-mula (m)
c.
Modulus Elastisitas (Modulus Young)
Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.
Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik regangan.
Dimana:
E = Modulus elastisitas (N/m2)
e = Regangan
σ = Tegangan (N/ m2 )
2.4
Energi Potensial Pegas
Energi potensial pegas adalah energi
yang ada pada suatu benda di sebabkan karena posisi benda tersebut atau posisi
tinggi bendatersebut dari tanah. Sedangkan energi pegas adalh energi yang
dimiliki oleh benda yang memiliki potensial atau benda yang elastis yang
mempunyai potensi. Sebuah pegas
yang ditarik dengan gaya F, menyebabkan
pegas meregang (bertambah panjang). Besarnya energi yang dibutuhkan untuk
meregangkan pegas sama dengan energi yang tersimpan pada pegas, yaitu Energi Potensial Pegas. Jadi untuk
menghitung energi potensial pegas digunakan rumus :
W= Ep = ½ k ( Δx )²
Dimana :
W = Usaha (Nm)
Ep = Energi Potensial ( Nm )
K =
Konstanta gaya pegas ( N/m )
BAB III
PROSEDUR KERJA
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
1.
Pegas statis
2.
Pegas dinamis
3.
Ember kecil
4.
Beban
5.
Stopwatch
3.2
Prosedur
Kerja
1. Timbanglah massa ember, massa pegas dan massa beban.
2. Gantunglah ember pada pegas dan atur sedemikian rupa
sehingga jarum menunjukkan skala 0.
3. Berikan beban kedalam ember beberapa kali dan setiap kali
penambahan beban, maka penunjukkan jarum harus dicatat.
4. Keluarkan beban dan ulangi prosedur 3 beberapa kali
sesuai petunjuk asisten.
5. Untuk kondisi dinamis, gantungkan ember, atur posisi
jarum agar membelakangi mistar.
6. Masukkan satu beban lalu getarkan naik turun, tunggu
hingga getaran yang terjadi stabil, ukur waktu getaran untuk interval tertentu
(sesuai petunjuk asisten).
7. Tambahkan beban dalam ember lalu ulangi seperti prosedur
6, lakukan penambahan beban beberapa kali sesuai petunjuk asisten.
8. Ulangi prosedur 6 dan 7 beberapa kali sesuai petunjuk
asisten.
|
BAB
IV
TUGAS PENDAHULUAN
4.1
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan konstanta, gaya, pegas, dan
konstanta gaya pegas itu sendiri!
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan periode getaran dan
frekuensi getaran!
3. Jelaskan pengaruh massa terhadap simpangan dan getaran!
4. Jelaskan perbedaan dari pegas statis dan pegas dinamis
serta cantumkan contoh dalam kehidupan sehari-hari!
5. Jelaskan bunyi dari Hukum Hooke serta tuliskan
persamaannya!
6. 4 buah pegas masing-masing memiliki nilai konstanta 100
N/m, 300 N/m, 400 N/m dan 500 N/m. Jika ke-4 pegas tersebut berbentuk seri.
Tentukan konstanta pegas penggantinya beserta dengan gambar!
7. Jelaskan penerapan percobaan konstanta gaya pegas di
jurusan anda!
DAFTAR
PUSTAKA
Halliday,David.1999.
Fisika. Jakarta:Erlangga.
Ishaq,
Mohammad.2007. Fisika Dasar Edisi 2.Bandung: Graha Ilmu.
Resnick Halliday.1989.Dasar-Dasar
Fisika Jilid 1.Jakarta Erlangga
Tim Fisika Dasar.2015.Panduan Praktikum Fisika Dasar
1. Surabaya : Unipress Unesa
Orang lain juga menelusi
Orang lain juga menelusi
Kok nggakmuncul
BalasHapus